Waktu kadang-kadang bergulir dengan cepat, terkadang juga berlenggang dengan lamban. Seperti waktuku hari ini, berjalan perlahan, bagaikan putri keraton yang berjalan sambil berlutut demi mendatangi sang raja, penuh hormat, tetapi, lama....
Aku memperhatikan sekitarku, kursi makan besar yang cukup untuk menampung 6 orang, tetapi duduk di kursinya masing-masing ya, bukan duduk di atas meja saling susun menyusun. Ada kakakku di seberang sana, lagi-lagi sedang mengomeli anak sulungnya, yang baru saja menerima hasil ujian.
"aduuuuh kamu ini.. bla bla bla bla... gak seperti teman-teman kamu yang rangking... bla.. bla.. bla..." capek aku mendengarnya.
Daguku bertumpu di atas kedua tanganku, aku sarjana Psikologi, belajar tentang Psikologi Pendidikan, pernah juga menjadi terapis untuk anak-anak berkebutuhan khusus, tapi rasanya semua ilmu yang kupunya akhirnya luluh disini, alias tak terpakai.
Psikologi untuk Anda... itulah konsep pertama yang diajari di semester pertama aku duduk di bangku kuliah. Dulu aku menertawakan istilah itu karena terkesan tak bertanggung jawab dan tidak bisa dijadikan contoh, sedangkan orang yang belajar di area psikologi seringkali dituntut banyak oleh lingkungan, dan diharapkan orang terbaik dalam masyarakat. Akhirnya aku menggaris bawahi kalimat terakhir yang kupikirkan. Iya, sekarang aku mengerti konsep itu, Psikologi untuk Anda... adalah batas agar para lulusan Psikologi tidak merasa tertuntut, tidak tertekan untuk selalu menjadi sempurna, seperti ilmu, teori dan konsep yang dipelajari.
Intinya, Psikolog juga adalah manusia, dan manusia unik, juga tak harus menjadi sempurna.
Tentunya pemikiran ini baru muncul setelah aku setua ini.
Jadi ingat, dulu, tahun-tahun awal kelulusan, ketika ilmu-ilmu Psikologi masih melekat pekat dalam ingatan, dan diamali oleh perbuatan. Aku sangat idealis, semua selalu dikembalikan pada teori, pada konsep dasar, akhirnya konflik tak terbendung.
Merupakan hal yang lumrah, walaupun kata-kata seorang lulusan Psikologi di dengar dengan hormat oleh orang-orang di luaran, tetapi tak dianggap oleh keluar. dan aku, pernah mengalami hal itu. Pertengkaran, genjatan senjata, perang dingin. Itu juga pernah melalui masa laluku, hingga akhirnya aku menyerah, lebih baik aku diam dan memperbaiki diriku sendiri, daripada aku ikut campur dengan urusan kakakku dalam membesarkan anak-anaknya.
Apakah caraku benar? entahlah, tetapi yang aku tahu, kita hanya boleh membantu orang yang memang membutuhkan bantuan kita, untuk orang yang tidak membutuhkan bantuan kita? ya biarkan saja.
Akhirnya aku tidak mau ambil pusing dalam cara kakakku mendidik anaknya, hanya memberikan sepetan kecil kepadanya "jangan cuman nuntut anak, bimbing dong" kemudian melanjutkan lagi mengetik, mengetik artikel ini, hehehehe....
Lirik Lagu Raisa Apalah (Arti Menunggu) Lyrics
Browse: / R / Raisa / Apalah (Arti Menunggu)Telah lama aku bertahanDemi cinta wujudkan sebuah harapan
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa tlah hilang
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa tlah hilang
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Dahulu kaulah segalanya
Dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
Namun sekarang aku mengerti
Tak perlu ku menunggu sebuah cinta yang sama
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
*************************************************************************
Mungkin teman-teman udah sering ya dengerin lagu ini,
apalah arti menunggu. Lagu bagi orang -orang yang bertahan
menunggu cintanya dengan setia, namun kemudian kecewa
ketika menyadari, bahwa cinta tak kunjung datang,
bahkan mungkin tak akan datang.
apalah arti menunggu. Lagu bagi orang -orang yang bertahan
menunggu cintanya dengan setia, namun kemudian kecewa
ketika menyadari, bahwa cinta tak kunjung datang,
bahkan mungkin tak akan datang.
Terus terang kalau boleh curcol sedikit, beberapa waktu yang lalu
saya pernah mengalaminya. Merasa sia-sia menunggu seeorang
yang bahkan tidak menyadari kalau ada aku, seseorang yang
dengan tulus menunggunya. Sempat marah, sempat juga benci
dengan jalan takdir yang kulalui, kesal karena telah membuang-buang
waktuku untuknya.
saya pernah mengalaminya. Merasa sia-sia menunggu seeorang
yang bahkan tidak menyadari kalau ada aku, seseorang yang
dengan tulus menunggunya. Sempat marah, sempat juga benci
dengan jalan takdir yang kulalui, kesal karena telah membuang-buang
waktuku untuknya.
Tapi kemudian, ada sebuah keyakinan terselip dalam hati
yang sedang gundah. Sebuah janji dari Allah kalau waktu
yang kubuang untuknya, bukanlah kesia-sian. Bukankah aku
sudah berusaha? bukankah jodoh itu adalah Allah yang
mengaturnya? Aku sudah tulus, yang membalas cintaku
bukan dia, atau siapapun, tetapi Allah. Dan kini aku menyadari
kalau Allah-lah cinta sejatiku. Esok, hanya cinta-Nya lah
yang akan kutunggu.
yang sedang gundah. Sebuah janji dari Allah kalau waktu
yang kubuang untuknya, bukanlah kesia-sian. Bukankah aku
sudah berusaha? bukankah jodoh itu adalah Allah yang
mengaturnya? Aku sudah tulus, yang membalas cintaku
bukan dia, atau siapapun, tetapi Allah. Dan kini aku menyadari
kalau Allah-lah cinta sejatiku. Esok, hanya cinta-Nya lah
yang akan kutunggu.
Insha Allah ^_^