Minggu, 07 November 2010

Berusahalah, Kemudian Biarkanlah Tangan Tuhan yang Bekerja


Jadi ingat waktu pertama kali aku bergabung di IndiGrow, saat itu aku baru memegang satu anak dan nge-promt (membantu dianflame sebagai terapis untuk memudahkan anak menyelesaikan tugas) beberapa anak, dan sebagian besar anak dengan Diagnosis Autis Low Function. Saat itu aku menjadi promter seorang anak dengan diagnosa Autis, hari pertama, badanku keringatan karena harus memegangi badan anak berumur 2 tahun yang tantrum wuih tenaganya kuat sekali, pulangnya semua tangan dan kaki pegal, pegal. Minggu berikutnya ia muntah diatas celanaku, alhasil aku pulang naik angkot dengan celana bau muntah (huekk), hahahaha..... namun kami tetap berusaha konsisten terhadap usaha kami.
Setelah masa-masa pertarungan yang cukup melelahkan, tibalah saatnya bernafas lega, anak semakin patuh dan lumayan memahami instruksi-instruksi yang diberikan. Namun selesai seseorang melewati satu tahapan, ada tahapan lainnya yang harus dilewati, saat itu adalah konsep dasar yang seharusnya dapat dikuasai anak, ada hambatan, kita mulai bertarung lagi dengan waktu, terus-menerus memberi bantuan hingga akhirnya anak bisa mengerjakan sendiri, ketika melihat kemajuan anak kita sering merasa heran dan berkata “nggak nyangka ya dia bisa kaya gini”, lalu tersenyum menyadari ada campur tangan Tuhan didalamnya.
Selesai tugas dengan konsep dasar mulailah anak babbling, mengoceh seakan-akan anak bayi yang mau belajar ngomong, beberapa kali terapis berusaha membatu mencontohkan cara mengatakan ‘apa’, dll, walaupun ia mengetahui kalau mungkin saja anak tidak akan pernah bisa berbicara. waktu berlalu, tanpa kami sadari anak sudah mulai bisa mengatakan “halo”, kemudian “dadah” dan lama kelamaan berbicara... subhanallah... terapis selalu berkata, “tidak pernah tersirat anak bisa mengalami kemajuan seperti ini”, tapi dia selalu berusaha yang terbaik yang bisa ia lakukan, dan ternyata, setelahnya tangan Tuhan yang bekerja... bekerja dengan cara indah.
Sama halnya dengan aku ketika memutuskan bergabung dengan dbc-network sebagai consultant Oriflame, downlinenya bubudyan. Awalnya aku masih ragu, aku coba masuki web replikanya di dbc-network, mengisi formulir, mempelajari e-mail yang masuk setiap dua hari mengenai cara bekerja MLM  yang ciamik tersebut. Lama-kelamaan timbul sedikit keyakinan, namun agak ragu karena Oriflame ada sistem tutup poin, 75 BP setiap bulannya, takutnya tidak ada yang beli, mau untung malah buntung dan lain-lain, apalagi aku punya pengalaman mengikuti MLM lain dan ternyata modal yang keluar besar tidak untung apa-apa. Namun aku tetap bergabung dengan keyakinan bahwa rezki hanya Tuhan yang mengatur dan kita hanya bisa berusaha membuat Tuhan melepaskan rezki dari tangan-Nya untuk kita. Aku coba ikuti  anjuran bubudyan, yang penting usaha, berikan katalog pada siapa saja jangan malu dan menyerah, lalu follow up, rezki datang bianyanya tidak kita pahami darimana asalnya. Aku lakukan hal tersebut dengan keyakinan hasil yang kita panen bergantung kepada usaha yang kita kerahkan.
Katalog pertamaku, ternyata aku tutup poin dalam waktu empat hari, meraih 75 BP, dan mendapatkan hadiah Welcome Program 1, katalog berikutnya orderan datang dari orang-orang  yang tidak disangka-sangka,  aku tutup poin dalam waktu yang tidak jauh berbeda bukan 75 BP, bukan 100 BP, melainkan 150BP, selain aku mendapatkan hadiah Welcome program 2, aku juga mendapatkan bussines class dapat membeli produk apapun dengan diskon 50% , selain itu aku naik level  3%, yang artinya aku akan mendapatkan bonus cash, belum terlalu besar sih paling hanya sekitar 20.000-an, tapi, ini kan masih permulaan? J, Setidaknya hal ini meyakinkanku bahwa esok akan menjadi lebih baik.
So... aku mau bertanya padamu...”Apakah kamu percaya Keajaiban?”
Aku percaya, namun aku percaya keajaiban hanya akan datang setelah kita berusaha... seperti kata-kata dalam judul tulisanku kali ini... Berusahalah, kemudian biarkan tangan Tuhan yang bekerja

Selamat berusaha! J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar