Senin, 25 Oktober 2010

Keajaiban

Keajaiban

By : dtezal

Keajaiban, sebuah kata yang penuh dengan misteri, didambakan oleh setiap insan di dunia. Namun satu pertanyaan di lubuk hatiku. ‘apakah keajaiban itu’, ‘seperti apakah keajaiban itu?’. Apakah seperti yang kutulis dalam salah satu novelku yang berjudul ‘Cinderella’?.

Aku jadi ingin mengenang masa laluku. Sekitar empat tahun yang lalu. Kala itu aku baru saja lulus dari program sarjana, dan mencari peruntungan di Jakarta. Kalau kata orang-orang sekarang mengejar mimpi, mengubah nasib, memperoleh masa depan yang cerah.

Karena masih buta Jakarta, ayahku mengantarku kesana. Kebetulan saat itu ayah sudah 3 tahun pensiun dari kerjanya yang berarti uang kami pas-pasan. Untuk mengirit pengeluaran kami membeli tiket kereta api bisnis yang hanya diperbekali kipas angin sebagai pereda rasa panas.

Aku yang besar di Bandung yang pada saat itu udaranya masih sejuk (setidaknya tidak sepanas sekarang), tentunya merasa tidak kerasan. Memang perjalanan ke Jakarta tidak mengelami kendala, dengan kata lain, tubuhku masih bisa menerima hawa panas kota Jakarta. Namun perjalanan dari Jakarta ke Bandung sangat menyiksa. Pada siang harinya aku berkeliling Jakarta, menuju tempat tes terselenggara. Lalu berburu dengan waktu guna mengejar kereta api jam setengah 7 malam yang berangkat dari Stasiun Jatinegara, panas luar biasa saat itu.

Aku duduk sambil mengipasi tubuh dengan kertas karena angin dari kipas tidak terasa. Aku terdiam, berkhayal seandainya saja aku bisa naik kereta ber-AC. Pada saat kereta berangkat angin mulai masuk, lumayan menyegarkan. Baru jalan selama setengah jam, kereta mogok. Kami semua terpanggang didalam kereta dan udara yang tidak bergerak. Aku merasa sangat tersiksa, kembali berkhayal, namun keadaan tidak juga membaik. Dengan meneteskan air mata aku mengadu kepada Tuhan,

“YA Allah, cepat berikan pekerjaan, biar besok-besok bisa naik kereta ber-AC”.

Setelah setengah jam menunggu, terdengar pengumuman bahwa kereta api benar-benar tidak bisa berjalan. Sebagai gantinya semua penumpang akan dipindahkan ke kereta api yang akan datang 15 menit ke depan, yaitu kereta Argo Gede. Bisakan dibayangkan? Semua penumpang dipindahkan ke kereta api yang semua gerbongnya dilengkapi pendingin dan kosong?!.

Allahu Akbar! Subhanallah. Menurutku, inilah keajaiban. Nilainya mungkin kecil, tetapi karena muncul pada saat kebutuhan sangat mendesak. Sehingga rasanya sangat indah, sangat misterius, sangat ajaib.

Mengingat hal tersebut membuat aku berpikir, betapa banyak keajaiban yang telah diciptakan Allah disepanjang 28 tahun kehidupanku ini. Hal kecil yang seringkali menyelamatkan hidupku. Karenanya aku meyakini keajaiban tersebut adalah bahasa Tuhan. Sebuah pesan terselip di dalamnya

“Kamu lelah? Tapi Aku tidak bisa segera memberikan pekerjaan kepadamu, belum saatmu, bukan takdirmu, Kuberikan dahulu dua buah tempat duduk di gerbong ber-AC untuk kamu dan ayahmu. Sebagai bukti kalau Aku sedang mengamatimu, selalu bersamamu, Maka bersabarlah....”.

Rabu, 24 Februari 2010 pukul 17:38

Kereta Api Parahyangan kelas Eksekutif

3 komentar:

  1. Allah memang 'bekerja' dengan cara yang indah, di luar kehendak dan pemikiran kita... dan tak ada yang suatu kebetulan, yang ada hanya skenario terbaik dari Allah untuk kita...

    BalasHapus
  2. hebat ya, kalau bisa tahu masa depan kita...tapi sayangnya jadi ga seru hidup kita,kalo ga ada harapan, doa, karena kenyataanya udah diketahui terlebih dahulu...serunya hidup=beharap+bekerja+berdoa

    BalasHapus