Mau cerita dulu ah.... kali ini soal Trainning, hahahaha berhubung aku adalah DBK alias Dewasa Berkebutuhan Khusus makanya aku banyak sekali punya cerita, walaupun kebanyakan cerita kegagalan.... Hahahaha (bangga amet ama gagal ya?)
Tau kenapa aku bangga ama kegagalanku? karena aku yakin kegagalan adalah sukses yang tertunda, jadi kalau tidak pernah gagal.... apakah mungkin kamu bisa sukses? TIDAK... tahu.... hehehehehe, hanya Allah yang tahu rumus sukses dan gagal J
Hanya setiap kali aku mengalami kegagalan, aku bersyukur, karena aku tidak mau waktu yang aku lewati sia2... ketika kita menganggap setiap hal yang kita lakukan sebagai suatu kesia-siaan, maka kita menjadi orang rugi... so... belajarlah dari kegagalan, karena kegagalan adalah pengalaman, dan pengalaman adalah guru yang berharga, guru menghasilkan ilmu dan ilmu adalah harta yang abadi dalam kehidupan didunia dan insya Allah, Akhirat J
Aduh ngomongnya ngalur ngidul gini ya? hehehehehe
Dulu, waktu aku berada di semester akhir2, aku ikutan outbound training bersama segenap teman-teman angkatan ku, kalau istilah outbound udah kebayang kan? hehehehe... artinya trainning dilakukan diluar ruangan, dialam terbuka... identik dengan manjat manjat J
Dan aku...... hehehehehe yang aku ingat ada 2 macam permainan saat itu... pamper poll (nulisnya gini?) dan two line bridge.... hehehehehe
Pamper poll, dinamakan begitu karena permainan ini (katanya sih) membuat seseorang merasa ketakutan sehingga kembali (mengalami fase regresi) menjadi bayi, bayi pake pampers kan? hahahaha.... dan karena aku sering gagal.... yah... aku gagal! gak seru amet ya ceritanya hahahaha tunggu aku pikir aku adalah pencerita yang baik J
Aku mencoba permainan ini sebanyak 3 kali dan hasilnya.... simak ya
Pamper pol biasa dilakukan di tampat tinggi, waktu itu kami ada di atas pohon yang kira2 tingginya adalah 5 meter... sekitar 1-2 meter didepan ada sebatang kayu yang digantung (sejajar atau agak pendek ya?), dan kami harus melompat dari ketinggian 5 M, meraih batang pohon dan bergelantungan diatasnya, kemudian menjatuhkan diri, mempercayakan tubuh kita di topang oleh seikat tali panjang yang dipegang instruktur... kebayang ? kalau nggak .... ya.... hehehe (gak tau...)
1. Percobaan pertama, Aku terlalu takut, sehingga pada percobaan pertama, aku hanya menjatuhkan diri (gile ya... gak ada usaha bange sih nih orang.... ckckckckckc)
2. Percobaan Kedua, Aku mencoba, lagi agak konsentrasi namun masih ragu dan takut sehingga, batang pohon tidak aku dapatkan, cuman kesentuh dikit... hehehehe mengecewakan...
3. Percobaan Ketiga, Aku pulang, mandi... kuliah... skripsi... lho? iya bener aku gak boong... soalnya dua tahun kemudian, aku ikut trainning lagi, hehehehe dengan permainan yang sama... dan, aku takuuuut banget... aku ingat ingat lagi kenapa sebelumnya aku gagal dan akhirnya aku mengerti karena pada saat aku takut, aku lupa bagaimana caranya melompat (aneh ya? padahal dirumah aku dipanggil si Kangguru, karena sering lompat2). Karena takut, akhirnya aku belajar lompat, bukan diatas, di bawah... dan hahahah memalukan... teman2ku melihat tindakanku yang aneh itu aku menyimpan dua kayu yang berjarak 1-2 meter didepanku, lalu aku berkali-kali-kali meloncat. Ada orang yang berkata “woi loncat doang gak usah belajar!!!”, dan aku? aku gak peduliiii, dulu aku gak belajar dan aku gagal... siapa tahu aku sukses sekarang... iya kan? Habis aku jadi bahan tertawaan teman-teman yang menganggap aku manusia lucu imut dan alien.... hahahahahah. Lalu aku menyiapkan diri, menaiki tangga wuih.... tingggiiiii banget.... aku aja ngos-ngosan... pada saat itu aku konsentrasikan pikiranku, dan berkata dalam hati ‘bisa... aku bisa...’, tiba di puncak aku menenangkan diri... aku berdiri di bagian paling pinggir dari papan yang disediakan isntruktur... aku perhatikan sebatang kayu yang digantung didepanku, aku perhatikan terus... ‘fokus...fokus... konsentrasi, bismillah’ lalu aku meloncat dan .... HAP!!! aku dapat!! hahaha aku dapat setelah dua tahun permainan itu menjadi obsesiku J
Baiklah aku mau cerita lagi, dengerin ya... kali ini permainan kedua two line bridge, jadi tali sepanjang .... (berapa ya?) heheheh dengan ketinggian 5 meter diulur sehingga menjadi seperti jembatan tali, kan ada dua satu lagi dimana ya? satu lagi diatasnya, untuk tangannya pren... hahahaha dan aku mencoba sebanyak 3 kali dalam jangka waktu 3 tahun.... ckckckckc ... tapi boong J, ini dia keurutan kronologisnya (kaya apa aja Ya?)
1. Pertama, Aku memperhatikan teman-temanku menyebrangi jembatan itu... aku bertanya dan mengambil kesimpulan, dan kesimpulan yang aku ambil adalah... pelan-pelan, dan aku coba itu... tapi bisa dibayangkan gak? Tali pada ketinggian 5 meter, apa yang terjadi kalau kita berjalan dengan perlahan? Pada saat kita diatas, angin akan bertiup dengan kencang sekali... jadi karena aku berjaan dengan perlahan, aku mudah sekali goyah... dan akhirnya... jatuh deh....
2. Jangan khawatir, aku mencoba untuk kedua kalinya, kali ini aku bertanya, bukan pada teman2 yang berhasil tapi pada instruktur, aku bertanya, “apa kesalahanku?” trus jawabnya “kamu terlalu pelan, agak cepat... kalau nanti goyang... lemaskan kaki” tapi, karena aku punya masalah dalam processing suara (alias masalah dengan persepsi auditory) kalimat terakhir yang kudengar menjadi “....kalau nanti goyang... lepaskan kaki” Hahahahaha alhasil, ketika aku goyang aku lepaskan kaki heheheheh dan ternyata aku malah duduk diatas tali.... hahahaha, melihat adegan bahwa dosenku memerintahkan aku untuk turun...hahahahahahahahaha, jadi deh aku pelawak diatas panggung tali... J
3. Yang Ketiga, Aku penasaran, dosen juga minta aku mencoba lagi, kali ini harus sampai berhasil katanya (mungkin beliau takut pengalaman gagal ini bertahan sehingga besok aku tidak berani mencoba), aku coba... kali ini aku mencoba fokus, tetapi karena kesulitanku adalah itu, aku coba dengan cara berhitung,maka aku berhitung supaya fokus, ketika aku selesai menaiki tangga, intruktur berkata padaku... “kamu jalan aja... jangan pedulikan suara disekitarmu”. lalu aku berjalan... aku berjalan melawan hembusan angin yang sangat kuat itu, agak cepet... suara dibawah berkata “woi pelan2! nanti jatuh!” tapi aku tidak mendengarkan, aku sadar harus aku sendiri yang mengendalikan keseimbanganku, aku bergerak dengan cepat hingga akhirnya aku sampai ke tujuan. Alhamdulillah... aku tidak gagal dan membawa pengalaman gagal ke rumah. Justru aku membawa pengalaman luar biasa apalagi untuk menyelesaikan skripsiku... yang berjudul hubungan antara self-efficacy dan coping stress. Self Efficacy adalah keyakinan diri yang spesifik bahwa seseorang akan dapat menyelesaikan tugasnya, dan coping stres adalah penanganan stres. Ini adalah modelnya, ketika kita akan menghadapi tugas yang menuntut stres tinggi, kita kemudian akan mulai ragu terhadap kemampuan kita dan ketika kita mulai ragu maka setiap hambatan yang kita lalui akan menggagalkan kita, sama halnya dengan aku yang jatuh dari jembatan dua tali itu (pelan=ragu, iya kan?). Jadi ketika kita sedang stres, maka seharusnya kita identifikasi kemampuan dulu, pada saat yang bersamaan tumbuhkan keyakinan sehingga dengan sendirinya kita menangani stres yang kita alami. Gampang ya ngomongnya?tapi bener kan? intinya hidup itu harus yakin dengan apa yang kita perbuat, rasul aja menyuruh kita untuk meninggalkan keraguan J, so... apapun yang teman2 lakukan di bagian bumi lainnya, yakinlah dengan yang sedang kamu kerjakan, insha Allah, hasil akan menyusul usaha kita J