Jumat, 17 Desember 2010

Hidup Itu Adil Bukankah Begitu?

          Wah gak kerasa nambah satu tahun lagi umurku.... waktu cepat sekali berlalu, sekarang aku merayakan hari ulang tahunku yang ke.... bipppp..... eheheheheh malu ah sebut sebut, eh, tapi aku lagi nulis tentang hidup itu adil ya? ya udah jujur aja, umurku hari ini 29 tahun... cukup tua ya? hehehhee
                Jadi teringat dulu waktu aku masih kecil, menjadi anak bawang yang ucapannya tidak pernah menjadi pertimbangan, diacuhkan, sehingga keinginanku untuk cepat-cepat menjadi orang dewasa sangat kuat, sangat serius dan berusaha berpikir layaknya orang dewasa. Dulu saking bersemangatnya, aku selalu memiliki luka setiap ulang tahun, karena tidak bisa mengendalikan emosi  jadi perilaku hiperaktif, sering jatuh entah jatuh kesolokanlah jadi aja wajahku bopeng2 ketika difoto hahahaha.  Eh, sekarang udah dewasa koq rasanya pengen ngerem waktu supaya berenti dulu gitu... jangan cepet-cepet tualah... terlalu banyak target tetapi belum ada yang terselesaikan orang bilang sih “a quarter life storm”. Hehehehe....
                Setiap orang akan menghadapi ujian dalam kehidupan, itu yang kuyakini, walaupun dulu, disaat usia remaja aku sempat memiliki pandangan negatif terhadap hidup, merasa bahwa dunia tidak adil, aku yang notabenenya seorang anak berkebutuhan khusus yang seringkali mengalami kegagalan seringkali membandingkan hidupku dengan hidup orang lain, “koq orang kaya gitu ya? sedangkan aku nggak”, kemudian menyesali hidup yang aku jalani. Tetapi dengan arahan-Nya aku diperlihatkan banyak hal bahwa manusia memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, berusaha menerima kekuranganku dan terus menerus mengeksplor kelebihan yang aku miliki, lama kelamaan aku mulai menerima keadaan diriku sendiri, dan lama kelamaan menjadi lumayan bangga terhadap diriku hahahahaha.... semakin aku menyadari Tuhan memberikan ujian kepada manusia untuk memberikan bekal dalam kehidupan selanjutnya, terisi atau tidaknya tas bekal yang kita miliki tergantung cara kita menghadapi ujian hidup kita.
Ada ayat Al-Quran  yang sangat kusukai isinya, yaitu surat ke-7 (Al-Araf/tempat tertinggi) ayat 42 :

“dan orang-orang yang beriman dan  mengerjakan amal-amal yang saleh, kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni syurga; mereka kekal di dalamnya.”

Suatu jawaban dari kata-kata mutiara yang selama ini kita yakini, bahwa Tuhan tidak memberikan umatnya ujian melebihi kesanggupannya, ternyata memiliki kekecualian, khusus bagi orang yang beriman. Saya bertanya-tanya, apakah saya beriman? Berarti jawabannya adalah sebuah pertanyaan lagi, apakah ujian hidup saya sesuai dengan kesanggupan saya? Wallahu alam. Namun ada hal yang saya yakini dari ayat itu. Selain menjanjikan kepada orang yang beriman kalau mereka tidak diberikan ujian yang melebihi kesanggupannya, ayat itu juga berpesan : berimanlah, agar ujianmu tidak melebihi kesanggupanmu.

Ketika kau bertemu dengan Ujian
yang luar biasa dalam hidupmu
Seakan-akan dunia menjadi terbalik
Mengubah nasibmu sebanyak seratus delapan puluh derajat
Kau banyak kehilangan
Bahkan Harga dirimu harus disingkirkan
Dan kau kembali kepada Tuhan
Meminta tidak diberikan ujian yang melebihi kesanggupanmu
Tahukah kau kalau ujian akan berakhir
Apabila jawabanmu sesuai dengan keinginan Tuhan,
Dan apalagi keinginan Tuhan kepada hambanya
Selain beriman kepada-Nya?

-Puisi ini diambil dari novel Cinderella, Pelajaran Pertama-

Selasa, 07 Desember 2010

Memoar Seorang Diba


Kemarin pulang dari kantor lewat perempatan PT. Inti Tegalega, angkot yang aku naiki berpapasan dengan bis Dipatiukur-Jatinangor, seperti biasa, dengan penumpang berjubel seperti ikan pindang, didedet-dedet, hahahahaha, Jadi teringat masa kuliah dulu, kalau pulang sore, berebutan naik bis terakhir, didedet-pun gak masalah, duduk di atas mesin yang panasnya bukan main, ketawa-ketiwi sama temen, kadang-kadang kalau nyantai bawa makanan, botram di bis atau angkot, kelakuan kayak anak sekolahan, padahal tampang juga kaya anak sekolahan J
Kangeeeeeeen..... Ati, Arry, Winny adalah nama temen-temen geng yang setiap hari diawal kuliah selalu bareng setiap hari, eh masih ada deng ada Ochie juga Eva, kemana-mana bareng, juga malu-maluin bareng-bareng. Orang-orang bilang kami grup taman kanak-kanak, khususnya aku, arry dan ati, ada juga yang bilang grup hobbit, ditambah lagi winny tinggi sendiri, dia sering dibilang pengasuh kami, atau ibunya anak-anak. Lalu sekitar semester 5 kami mengembangkan sayap, kalau istilah banknya mah mergerada wulan, Neng, Inong, dan Hani
Nggak kerasa sudah sepuluh tahun sekarang jaraknya semenjak aku masuk kuliah, zaman aku masih remaja cupu sampai sekarang dewasa yang ternyata masih cupu J, kalau dipikir-pikir, seandainya setiap satu harinya adalah satu lembaran buku... berarti dalam satu tahun ada 365 lembar dan berarti dalam 10 tahun akan menjadi 3.650 lembar... wow! udah bisa bikin novel pancalogi eh salah apa sih bahasa sangsekertanya sepuluh? ya udah lah novel sepuluh logi ahhahahaha. Mungkin ada lembaran berwarna warni, ada yang hitam-putih kaya televisi zaman dulu, ada juga yang warnanya kusam, mungkin  ada juga yang rusak, bolong-bolong atau terkoyak bahkan robek dan hilang entah kemana. Ingatan yang tidak ingin diingat sama sekali, masuk dalam dunia ketidaksadaran yang dalam bahkan masih misteri bagi pakar psikoanalisis sekalipun.
Allah itu hebat ya? seandainya kita punya ingatan yang sama sekali menyakitkan, ada sistem yang Ia ciptakan secara otomatis dan membuat kita lupa sekaligus mengobati kita dari rasa sakit. Tetapi ada juga hal-hal yang memandu kita pada ingatan yang menyenangkan, seringkali ketika kita merasa bosan atau mengalami mood negatif, tiba tiba bisa tertawa hanya karena melihat benda atau foto yang mengingatkan kita pada pengalaman masa lalu, mewarnai hari-hari dalam kehidupan kita, menjadi ceria karenanya, tersenyum, eh... udah masuk ibadah deh kita..... Hahahahahah
Hidup kita yang kalau dipikirin terus akan menjadi kompleks dan rumit bisa disederhanakan oleh kuasa-Nya, dengan campur tangannya segala yang tak mungkin , bisa menjadi mungkin, bagaikan cahaya, yang menyinari disaat gulita, dan menghangatkan, membimbingku, dan membuatku yakin karenanya, Thanx God J

*Tidak akan ada kesedihan saat kau merasa sedih
Tidak akan ada kemarahan saat kau merasa marah
Tidak akan ada kebosanan saat kau merasa bosan
Tidak akan ada kekecewaan saat kau dikecewakan
Tidak akan ada kegundahan saat kau merasa resah
Yang akan ada kebahagian
Yang akan ada ketentraman
Selama ada aku, Hati nuranimu
Sahabat sejatimu
Tempat terdekat dengan Tuhan-Mu
Aku akan ada, disaat kau mencariku

*Puisi yang aku gunakan dalam salah satu novelku yang berjudul Cinderella, menggambarkan bahwa teman sejati manusia adalah hati nurani manusia sendiri, dan hati nurani adalah tempat dimana  Tuhan berbicara kepada kita.

Minggu, 28 November 2010

Apakah Anak Saya Perlu Dihukum?

Sekitar 1,5 tahun yang lalu saya berantem sama kakak saya mengenai keikursertaan saya dalam mengasuh anaknya yang subhanallah... dulu mah bandel banget!!!
Saya pernah sakit hati karena kakakku menceritakan bahwa saya sering menghukum anaknya kepada teman-temannya, yang tentu saja saya di anggap negatif oleh teman-teman beliau, menurut merekea berdasarkan ilmu psikologi , seorang anak tidak seharusnya dihukum dan dipaksa, melainkan dibiarkan saja mengikuti keinginan mereka. Dan saya sebagai seorang sarjana psikologi dikatakan melenceng dan tidak pantas uihhh.....
Tapi aku... hehehe karena saya yakin saya benar, ya saya terus menghukum keponakan perempuanku apabila dia melakukan kesalahan... alasannya?
Penasaran gak? berikut ini adalah Hukuman bagi ahli psikologi lainnya .....


Sigmund Freud
Berdasarkan teori psokoanalis Freud, perkembangan psikis dibangun dari dorongan alam ketidak sadaran dan insting. Baginya, perkembangan kepribadian  terdiri dari tiga bagian yang saling berhubungan yaitu Id, Ego dan Super Ego.
  • Id merupakan sistem kepribadian yang asli, tempat Ego dan Super Ego berkembang. Energi yang menyediakan seluruh daya untuk menjalankan  kedua sistem lainnya. Merepresentasikan dunia batin pengalaman  subjektif dan tidak mengenal kenyataan objektif.
Prinsip reduksi ketegangan yang merupakan cara kerja Id adalah pleasure principle, menghindari rasa sakit dan mendapatkan kenikmatan. Sebagai contoh apabila seseorang lapar, maka ia akan membentuk khayalan untuk menghilangkan rasa lapar itu, namun proses ini tidak mampu mereduksi tegangan.
  • Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi yang sesuai dengan dunia nyata. Orang yang lapar harus mencari makan.
Id hanya mengenal kenyataan subyektif jiwa, sedangkan ego membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin dan diluarnya. Ego menyusun rencana untuk memuaskan kebutuhan, lalu menguji dengan sebuah tindakan. Ia mengontrol tindakan  dan menentukan insting mana saja yang harus dipuaskan. Ia mengintegrasikan tuntutan id dan super ego.
  • Super Ego adalah perwujudan internal dari nilai dan cita-cita tradisional masyarakat yang diajarkan oleh orang tua melalui pemberian hadiah dan hukuman. Ia menentukan mana yang benar dan mana yang salah sesuai dengan norma masyarakat, dan kemudian terbentuk sebagai suara hati (consciense).

Lawrence Kohlberg
Kohlberg mengembangkan teori perkembangan moral berdasarkan teori perkembangan moral Piaget yang dimodifikasi dengan lebih luas dan detil.
Level I           : Perconventional Morality
  • Stage 1 : Obedience and punishment orientation
Untuk menghindari hukuman, anak menghormati kekuatan orang dewasa, biasanya orang tua.
  • Stage 2 : Naive hedonistic and instrumental orientation
Anak mengikuti peraturan demi mendapatkan penghargaan (pujian atau hadiah). Mereka saling berbagi, tetapi berdasarkan manipulasi demi mendapatkan kehendaknya daripada berdasarkan kesadaran atau keadilan, kemurah hatian, simpati ataupun perasaan belas kasihan.

Level II: Conventional Morality (Conventional rules and comformity)
  • Stage 3 : Good boy morality
Tingkah laku baik dirancang untuk mempertahankan kepuasan dan hubungan baik dengan orang lain. Anak mulai menerima regulasi (pengaturan sosial) dan menilai hal baik dan buruk dalam pengertian  seseorang yang berusaha melawan peraturan.
  • Stage 4 : Authority and morality that maintain social order
Seseorang menerima aturan dan keyakinan dalam masyarakat secara buta, mereka menghindari kritik. Mereka tidak hanya mengikuti standar individu tetapi juga harapan sosial. Menyangkut penerimaan sosial tanpa harus dipertanyakan. Penilaian perilaku hanya berdasarkan apakah seseorang mengikuti peraturan. Menurut Kohlberg, banyak orang yang tidak bergerak dari level moralitas ini.

Level III: Post Conventional Morality, Self-accepted moral principles
  • Stage 5 : Morality of contract, individual rights, and democratically accepted law
Pada tahapan ini seseorang memiliki fleksibilitas dari moralitas. Moralitas adalah berdasarkan persetujuan antara individu satu dengan lainnya yang muncul ketika harus mempertahankan permintaan sosial dan hak orang lain. Kontrak sosial dimodifikasi ketika orang-orang mendiskusikan alternatif yang lebih berguna bagi masyarakat secara rasional.


  • Stage 6 : Morality of Individual principles and conscience
Individu mengikuti standar sosial dan nilai-nilai ideal yang terinternalisasi. Tujuan mereka adalah menghindari hukuman Tuhan daripada di kritik orang lain. Mereka mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip abstrak yang melibatkan keadilan, kasih sayang dan kesamaan. Ini adalah moralitas berdasarkan menghargai orang lain. Individu yang telah mencapai tahapan ini memiliki moral beliefs individual yang tinggi yang mungkin akan membuatnya mengalami konflik dengan aturan yang ada di masyarakat.

                Setelah melihat kedua landasan teori diatas, kita akan dapat membuat kesimpulan mengenai fungsi dari hukuman itu sendiri. Hukuman merupakan suatu feedback negatif terhadap suatu perilaku yang tidak dapat diterima masyarakat. Dan merupakan suatu landasan awal dalam pembentukan moralitas dan suara hati manusia.
Hukuman adalah batasan bagi seseorang untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan.
Namun demi untuk melindungi hak-hak anak, kita perlu pula menggaris bawahi hukuman seperti apa yang harus diberikan. Menurut Psikolog Nahda Kurnia S.Psi, M.Psi, hukuman yang efektif sebaiknya tidak berupa hukuman fisik, ataupun perkataan sumpah serapah yang dapat menyakiti perkembangan psikis anak. Kita dapat mengambil hak anak (sebaiknya yang bermakna)  seperti menonton, mainan kesukaan,  kegiatan apapun yang disukainya atau bila perlu time out, dan komunikasikanlah setelahnya segera.
Sekarang, setelah semuanya menjadi jelas, penulis ingin membalikkan pertanyaan kepada pembaca, “apakah anak anda perlu dihukum?”.

Rabu, 17 November 2010

Jangan Lewatkan Kesempatan untuk Berhasil


Mau cerita dulu ah.... kali ini soal Trainning, hahahaha berhubung aku adalah DBK alias Dewasa Berkebutuhan Khusus makanya aku banyak sekali punya cerita, walaupun kebanyakan cerita kegagalan.... Hahahaha (bangga amet ama gagal ya?)
Tau kenapa aku bangga ama kegagalanku? karena aku yakin kegagalan adalah sukses yang tertunda, jadi kalau tidak pernah gagal.... apakah mungkin kamu bisa sukses? TIDAK... tahu.... hehehehehe, hanya Allah yang tahu rumus sukses dan gagal J
Hanya setiap kali aku mengalami kegagalan, aku bersyukur, karena aku tidak mau waktu yang aku lewati sia2... ketika kita menganggap setiap hal yang kita lakukan sebagai suatu kesia-siaan, maka kita menjadi orang rugi... so... belajarlah dari kegagalan, karena kegagalan adalah pengalaman, dan pengalaman adalah guru yang berharga, guru menghasilkan ilmu dan ilmu adalah harta yang abadi dalam kehidupan didunia dan insya Allah, Akhirat J
Aduh ngomongnya ngalur ngidul gini ya? hehehehehe
Dulu, waktu aku berada di semester akhir2, aku ikutan outbound  training bersama segenap teman-teman angkatan ku, kalau istilah outbound udah kebayang kan? hehehehe... artinya trainning dilakukan diluar ruangan, dialam terbuka... identik dengan manjat manjat J
Dan aku...... hehehehehe yang aku ingat ada 2 macam permainan saat itu... pamper poll (nulisnya gini?) dan two line bridge.... hehehehehe
Pamper poll, dinamakan begitu karena permainan ini (katanya sih) membuat seseorang merasa ketakutan sehingga kembali (mengalami fase regresi) menjadi bayi, bayi pake pampers kan? hahahaha.... dan karena aku sering gagal.... yah... aku gagal! gak seru amet ya ceritanya hahahaha tunggu aku pikir aku adalah pencerita yang baik J
Aku mencoba permainan ini sebanyak 3 kali dan hasilnya.... simak ya  
Pamper pol biasa dilakukan di tampat tinggi, waktu itu kami ada di atas pohon yang kira2 tingginya adalah 5 meter... sekitar 1-2 meter didepan ada sebatang kayu yang digantung (sejajar atau agak pendek ya?), dan kami harus melompat dari ketinggian 5 M, meraih batang pohon dan bergelantungan diatasnya, kemudian menjatuhkan diri, mempercayakan tubuh kita di topang oleh seikat tali panjang yang dipegang instruktur... kebayang ? kalau nggak .... ya.... hehehe (gak tau...)

1.    Percobaan pertama,  Aku terlalu takut, sehingga pada percobaan pertama, aku hanya menjatuhkan diri (gile ya... gak ada usaha bange sih nih orang.... ckckckckckc)
2.    Percobaan Kedua,  Aku mencoba, lagi agak konsentrasi namun masih ragu dan takut sehingga, batang pohon tidak aku dapatkan, cuman kesentuh dikit... hehehehe mengecewakan...
3.   Percobaan Ketiga, Aku pulang, mandi... kuliah... skripsi... lho? iya bener aku gak boong... soalnya dua tahun kemudian, aku ikut trainning lagi, hehehehe dengan permainan yang sama... dan, aku takuuuut banget... aku ingat ingat lagi kenapa sebelumnya aku gagal dan akhirnya aku mengerti karena pada saat aku takut, aku lupa bagaimana caranya melompat (aneh ya? padahal dirumah aku dipanggil si Kangguru, karena sering lompat2). Karena takut, akhirnya aku belajar lompat, bukan diatas, di bawah... dan hahahah memalukan... teman2ku melihat tindakanku yang aneh itu aku menyimpan dua kayu yang berjarak 1-2 meter didepanku, lalu aku berkali-kali-kali meloncat. Ada orang yang berkata “woi loncat doang gak usah belajar!!!”, dan aku? aku gak peduliiii, dulu aku gak belajar dan aku gagal... siapa tahu aku sukses sekarang... iya kan? Habis aku jadi bahan tertawaan teman-teman yang menganggap aku manusia lucu imut dan alien.... hahahahahah. Lalu aku menyiapkan diri, menaiki tangga wuih.... tingggiiiii banget.... aku aja ngos-ngosan... pada saat itu aku konsentrasikan pikiranku, dan berkata dalam hati ‘bisa... aku bisa...’, tiba di puncak aku menenangkan diri... aku berdiri di bagian paling pinggir dari papan yang disediakan isntruktur... aku perhatikan sebatang kayu yang digantung didepanku, aku perhatikan terus... ‘fokus...fokus... konsentrasi, bismillah’  lalu aku meloncat dan .... HAP!!! aku dapat!! hahaha aku dapat setelah dua tahun permainan itu menjadi obsesiku J

Baiklah aku mau cerita lagi, dengerin ya... kali ini permainan kedua two line bridge, jadi tali sepanjang .... (berapa ya?) heheheh dengan ketinggian 5 meter diulur sehingga menjadi seperti jembatan tali, kan ada dua satu lagi dimana ya? satu lagi diatasnya, untuk tangannya pren... hahahaha dan aku mencoba sebanyak 3 kali dalam jangka waktu 3 tahun.... ckckckckc ... tapi boong  J, ini dia keurutan kronologisnya (kaya apa aja Ya?)
1.   Pertama,  Aku memperhatikan teman-temanku menyebrangi jembatan itu... aku bertanya dan mengambil kesimpulan, dan kesimpulan yang aku ambil adalah... pelan-pelan, dan aku coba itu... tapi bisa dibayangkan gak? Tali pada ketinggian 5 meter, apa yang terjadi kalau kita berjalan dengan perlahan? Pada saat kita diatas, angin akan bertiup dengan kencang sekali... jadi karena aku berjaan dengan perlahan, aku mudah sekali goyah... dan akhirnya... jatuh deh....
2.       Jangan khawatir, aku mencoba untuk kedua kalinya, kali ini aku bertanya, bukan pada teman2 yang berhasil tapi pada instruktur, aku bertanya, “apa kesalahanku?” trus jawabnya “kamu terlalu pelan, agak cepat... kalau nanti goyang... lemaskan kaki” tapi, karena aku punya masalah dalam processing suara (alias masalah dengan persepsi auditory) kalimat terakhir yang kudengar menjadi “....kalau nanti goyang... lepaskan kaki” Hahahahaha alhasil, ketika aku goyang aku lepaskan kaki heheheheh dan ternyata aku malah duduk diatas tali.... hahahaha, melihat adegan bahwa dosenku memerintahkan aku untuk turun...hahahahahahahahaha, jadi deh aku pelawak diatas panggung tali... J
3.    Yang Ketiga,    Aku penasaran, dosen juga minta aku mencoba lagi, kali ini harus sampai berhasil katanya (mungkin  beliau takut pengalaman gagal ini bertahan sehingga besok aku tidak berani mencoba), aku coba... kali ini aku mencoba fokus, tetapi karena kesulitanku adalah itu, aku coba dengan cara berhitung,maka aku berhitung supaya fokus, ketika aku selesai menaiki tangga, intruktur berkata padaku... “kamu jalan aja... jangan pedulikan suara disekitarmu”. lalu aku berjalan... aku berjalan melawan hembusan angin yang sangat kuat itu, agak cepet... suara dibawah berkata “woi pelan2! nanti jatuh!” tapi aku tidak mendengarkan, aku sadar harus aku sendiri yang mengendalikan keseimbanganku, aku bergerak dengan cepat hingga akhirnya aku sampai ke tujuan. Alhamdulillah... aku tidak gagal dan membawa pengalaman gagal ke rumah. Justru aku membawa pengalaman luar biasa apalagi untuk menyelesaikan skripsiku... yang berjudul hubungan antara self-efficacy dan coping stress. Self Efficacy adalah keyakinan diri yang spesifik bahwa seseorang akan dapat menyelesaikan tugasnya, dan coping stres adalah penanganan stres. Ini adalah modelnya, ketika kita akan menghadapi tugas yang menuntut stres tinggi, kita kemudian akan mulai ragu terhadap kemampuan kita dan ketika kita mulai ragu maka setiap hambatan yang kita lalui akan menggagalkan kita, sama halnya dengan aku yang jatuh dari jembatan dua tali itu (pelan=ragu, iya kan?). Jadi ketika kita sedang stres, maka seharusnya kita identifikasi kemampuan dulu, pada saat yang bersamaan tumbuhkan keyakinan sehingga dengan sendirinya kita menangani stres yang kita alami. Gampang ya ngomongnya?tapi bener kan? intinya hidup itu harus yakin dengan apa yang kita perbuat, rasul aja menyuruh kita untuk meninggalkan keraguan J, so... apapun yang teman2 lakukan di bagian bumi lainnya, yakinlah dengan yang sedang kamu kerjakan, insha Allah, hasil akan menyusul usaha kita J


Minggu, 07 November 2010

Berusahalah, Kemudian Biarkanlah Tangan Tuhan yang Bekerja


Jadi ingat waktu pertama kali aku bergabung di IndiGrow, saat itu aku baru memegang satu anak dan nge-promt (membantu dianflame sebagai terapis untuk memudahkan anak menyelesaikan tugas) beberapa anak, dan sebagian besar anak dengan Diagnosis Autis Low Function. Saat itu aku menjadi promter seorang anak dengan diagnosa Autis, hari pertama, badanku keringatan karena harus memegangi badan anak berumur 2 tahun yang tantrum wuih tenaganya kuat sekali, pulangnya semua tangan dan kaki pegal, pegal. Minggu berikutnya ia muntah diatas celanaku, alhasil aku pulang naik angkot dengan celana bau muntah (huekk), hahahaha..... namun kami tetap berusaha konsisten terhadap usaha kami.
Setelah masa-masa pertarungan yang cukup melelahkan, tibalah saatnya bernafas lega, anak semakin patuh dan lumayan memahami instruksi-instruksi yang diberikan. Namun selesai seseorang melewati satu tahapan, ada tahapan lainnya yang harus dilewati, saat itu adalah konsep dasar yang seharusnya dapat dikuasai anak, ada hambatan, kita mulai bertarung lagi dengan waktu, terus-menerus memberi bantuan hingga akhirnya anak bisa mengerjakan sendiri, ketika melihat kemajuan anak kita sering merasa heran dan berkata “nggak nyangka ya dia bisa kaya gini”, lalu tersenyum menyadari ada campur tangan Tuhan didalamnya.
Selesai tugas dengan konsep dasar mulailah anak babbling, mengoceh seakan-akan anak bayi yang mau belajar ngomong, beberapa kali terapis berusaha membatu mencontohkan cara mengatakan ‘apa’, dll, walaupun ia mengetahui kalau mungkin saja anak tidak akan pernah bisa berbicara. waktu berlalu, tanpa kami sadari anak sudah mulai bisa mengatakan “halo”, kemudian “dadah” dan lama kelamaan berbicara... subhanallah... terapis selalu berkata, “tidak pernah tersirat anak bisa mengalami kemajuan seperti ini”, tapi dia selalu berusaha yang terbaik yang bisa ia lakukan, dan ternyata, setelahnya tangan Tuhan yang bekerja... bekerja dengan cara indah.
Sama halnya dengan aku ketika memutuskan bergabung dengan dbc-network sebagai consultant Oriflame, downlinenya bubudyan. Awalnya aku masih ragu, aku coba masuki web replikanya di dbc-network, mengisi formulir, mempelajari e-mail yang masuk setiap dua hari mengenai cara bekerja MLM  yang ciamik tersebut. Lama-kelamaan timbul sedikit keyakinan, namun agak ragu karena Oriflame ada sistem tutup poin, 75 BP setiap bulannya, takutnya tidak ada yang beli, mau untung malah buntung dan lain-lain, apalagi aku punya pengalaman mengikuti MLM lain dan ternyata modal yang keluar besar tidak untung apa-apa. Namun aku tetap bergabung dengan keyakinan bahwa rezki hanya Tuhan yang mengatur dan kita hanya bisa berusaha membuat Tuhan melepaskan rezki dari tangan-Nya untuk kita. Aku coba ikuti  anjuran bubudyan, yang penting usaha, berikan katalog pada siapa saja jangan malu dan menyerah, lalu follow up, rezki datang bianyanya tidak kita pahami darimana asalnya. Aku lakukan hal tersebut dengan keyakinan hasil yang kita panen bergantung kepada usaha yang kita kerahkan.
Katalog pertamaku, ternyata aku tutup poin dalam waktu empat hari, meraih 75 BP, dan mendapatkan hadiah Welcome Program 1, katalog berikutnya orderan datang dari orang-orang  yang tidak disangka-sangka,  aku tutup poin dalam waktu yang tidak jauh berbeda bukan 75 BP, bukan 100 BP, melainkan 150BP, selain aku mendapatkan hadiah Welcome program 2, aku juga mendapatkan bussines class dapat membeli produk apapun dengan diskon 50% , selain itu aku naik level  3%, yang artinya aku akan mendapatkan bonus cash, belum terlalu besar sih paling hanya sekitar 20.000-an, tapi, ini kan masih permulaan? J, Setidaknya hal ini meyakinkanku bahwa esok akan menjadi lebih baik.
So... aku mau bertanya padamu...”Apakah kamu percaya Keajaiban?”
Aku percaya, namun aku percaya keajaiban hanya akan datang setelah kita berusaha... seperti kata-kata dalam judul tulisanku kali ini... Berusahalah, kemudian biarkan tangan Tuhan yang bekerja

Selamat berusaha! J

Selasa, 26 Oktober 2010

Pekerjaanku adalah Hidupku, Hidupku Adalah Ibadahku Kepada-Nya

Pengen cerita lagi, ini adalah tentang pekerjaanku :)

aku sekarang tercatat sebagai seorang terapis perilaku untuk anak2 berkebutuhan khusus (ABK),nama tempatnya adalah IndiGrow Child Development center, dimulai dari bulan Maret 2008, sempet menghilang selama tiga bulan, lalu kembali lagi pada awal bulan Juli 2010, kalau dijumlah2 adalah sekitar 2 tahun lebih ya....
Kenapa ya aku mau jadi terapis, ada alasannya, aku menyadari dari kecil aku tidak seperti anak2 pada umumnya, aku tidak mudah beradaptasi dengan teman baru, situasi baru, selalu berusaha menghindari interaksi dan komunikasi, sulit dalam membaca, malas menulis, sulit dalam konsentrasi, dan tidak mau diam,, hahahha lengkap, aku juga dulunya anak dengan berkebutuhan khusus, itu juga yag membuatku memilih psikologi sebagai tempat untuk meniti karir juga mengenali karakterku ini.... Tidak langsung sih aku bekerja sebagai terapis ini ada beberapa hal yang harus aku lalui kadang hanya riak2 kecil, terkadang juga gelombang besar sekelas tsunami (hehehe lebay mode on*)

aku juga adalah seorang part-timer di sebuah konsultan HRD yang mengkhususkan lebih pada assessment dan penelitian, namanya Fesa Consulting,
Cita2ku adalah menjadi seorang peneliti, kenapa? dari segala profilku sebagai mantan ABK dan masih sebagai DBK (Dewasa BErkebutuhan Khusus), aku sering mengalami kegagalan dalam hidup, hingga pada suatu titik, aku lebih memilih untuk tidak berharap apa-apa dari diriku sendiri, karena kegagalan sangat menyakitkan dan tidak memiliki harapan dan keinginan adalah titik aman tidak perlu cemas, tidak perlu khawatir, just let it flow... hahahaha!
KArena tidak punya keinginan, aku tidak punya semangat karena tidak punya semangat, prestasiku kendor....
Aku masuk psikologi Unpad karena kebetulan lhooo... itu kata saudara2ku, makanya IPKnya kecil banget, aku teringat pada saat aku UMPTN dulu, aku hanya menyalin catatan dari guru bimbel matematika yang kukagumi (pada tren mengajarkan rumus cepat, ia mengajarkan rumus lambat, mengupas sebuah rumus agar orang2 bisa mengerjakan soal matematika tanpa hapal rumusnya)
dan itu juga satu bulan sebelum hari H hahahahah, nyantainya aku.... tentulah waktu mengerjakan soal-soal aku kelimpungan, sudah habis setengah jam dan hanya sepuluh soal yang bisa kuisi aku tidak mengerti apapun, aku kahirnya tidur karena saking bosannya, dalam tidur, aku bermimpi... mama datang memberikan selamat padaku, ini katanya "Iba1 selamat... kamu masuk Psikologi Unpad", tiba2 aku terbangun,
Entah mengapa, ada sebuah kekuatan untukku mengerjakan soal-soal, tiba2 aku bisa konsentrasi penuh membaca soal2 dan mengerti maksudnya, dan aku juga dapat memecahkan soal-soal matematika tanpa hapal rumus2nya, it's miracle i think... dan akhirnya aku LULUS!! dan Diba Tezal bahagia untuk selamanya... emang dongeng! salah banget, semester pertama, aku mendapat IP 1,6!!! hahahaha, malu2in, itu IP untuk anak laki2, katanya laki2 wajar mendapat IPK segitu, mereka nakal, kalau perempuan ya karna begolah... itu kata-kata orang, semakin membuat aku yakin bahwa aku bodoh, tiap semester nilaiku tidak jauh berbeda sampai dosen waliku, Bang Amir selalu memberikan ceramah privat tambahan setelah perwalian....
Satu2nya matakuliah yang membuatku semangat adalah mata kuliah yang berhubungan dengan penelitian, membuatku menjadi seperti seseorang.... dan matakuliah lainnya yang berhubungan dengan penelitian membuat nilaiku terselamatkan, oleh karena itu aku pikir aku memiliki minat dan bakat di bidang ini.


Selain itu juga, aku juga mencari penghasilan tambahan dengan bergabung dengan dbc-network sebuah mlm yang berbasis bisnis online, cocok untuk aku yang senang menulis di blog, dan jarang bertemu orang banyak, hahahaha sebenarnya juga karena aku bisa mendapat produk oriflame dengan harga miring dan sekalian aku jual, siapa tau dapat pemasukan yah mumpung sambil berenang num air :)

Dan, aku menyukai pekerjaanku :)

Senin, 25 Oktober 2010

Keajaiban

Keajaiban

By : dtezal

Keajaiban, sebuah kata yang penuh dengan misteri, didambakan oleh setiap insan di dunia. Namun satu pertanyaan di lubuk hatiku. ‘apakah keajaiban itu’, ‘seperti apakah keajaiban itu?’. Apakah seperti yang kutulis dalam salah satu novelku yang berjudul ‘Cinderella’?.

Aku jadi ingin mengenang masa laluku. Sekitar empat tahun yang lalu. Kala itu aku baru saja lulus dari program sarjana, dan mencari peruntungan di Jakarta. Kalau kata orang-orang sekarang mengejar mimpi, mengubah nasib, memperoleh masa depan yang cerah.

Karena masih buta Jakarta, ayahku mengantarku kesana. Kebetulan saat itu ayah sudah 3 tahun pensiun dari kerjanya yang berarti uang kami pas-pasan. Untuk mengirit pengeluaran kami membeli tiket kereta api bisnis yang hanya diperbekali kipas angin sebagai pereda rasa panas.

Aku yang besar di Bandung yang pada saat itu udaranya masih sejuk (setidaknya tidak sepanas sekarang), tentunya merasa tidak kerasan. Memang perjalanan ke Jakarta tidak mengelami kendala, dengan kata lain, tubuhku masih bisa menerima hawa panas kota Jakarta. Namun perjalanan dari Jakarta ke Bandung sangat menyiksa. Pada siang harinya aku berkeliling Jakarta, menuju tempat tes terselenggara. Lalu berburu dengan waktu guna mengejar kereta api jam setengah 7 malam yang berangkat dari Stasiun Jatinegara, panas luar biasa saat itu.

Aku duduk sambil mengipasi tubuh dengan kertas karena angin dari kipas tidak terasa. Aku terdiam, berkhayal seandainya saja aku bisa naik kereta ber-AC. Pada saat kereta berangkat angin mulai masuk, lumayan menyegarkan. Baru jalan selama setengah jam, kereta mogok. Kami semua terpanggang didalam kereta dan udara yang tidak bergerak. Aku merasa sangat tersiksa, kembali berkhayal, namun keadaan tidak juga membaik. Dengan meneteskan air mata aku mengadu kepada Tuhan,

“YA Allah, cepat berikan pekerjaan, biar besok-besok bisa naik kereta ber-AC”.

Setelah setengah jam menunggu, terdengar pengumuman bahwa kereta api benar-benar tidak bisa berjalan. Sebagai gantinya semua penumpang akan dipindahkan ke kereta api yang akan datang 15 menit ke depan, yaitu kereta Argo Gede. Bisakan dibayangkan? Semua penumpang dipindahkan ke kereta api yang semua gerbongnya dilengkapi pendingin dan kosong?!.

Allahu Akbar! Subhanallah. Menurutku, inilah keajaiban. Nilainya mungkin kecil, tetapi karena muncul pada saat kebutuhan sangat mendesak. Sehingga rasanya sangat indah, sangat misterius, sangat ajaib.

Mengingat hal tersebut membuat aku berpikir, betapa banyak keajaiban yang telah diciptakan Allah disepanjang 28 tahun kehidupanku ini. Hal kecil yang seringkali menyelamatkan hidupku. Karenanya aku meyakini keajaiban tersebut adalah bahasa Tuhan. Sebuah pesan terselip di dalamnya

“Kamu lelah? Tapi Aku tidak bisa segera memberikan pekerjaan kepadamu, belum saatmu, bukan takdirmu, Kuberikan dahulu dua buah tempat duduk di gerbong ber-AC untuk kamu dan ayahmu. Sebagai bukti kalau Aku sedang mengamatimu, selalu bersamamu, Maka bersabarlah....”.

Rabu, 24 Februari 2010 pukul 17:38

Kereta Api Parahyangan kelas Eksekutif

Aku



Bandung, 26 Oktober 2010

Duduk di meja kerja kantorku yang merupakan sebuah klinik untuk anak-anak berkebutuhan khusus, terpaku oleh tuts laptop kecil yang setia menemaniku dalam mengerjakan tugas-tugas atau menyalurkan hobbyku dalam menulis... hahahahah rasanya hidup terasa lebih nikmat

Ok, kita perkenalkan dulu, nama ku Diba, lengkapnya Diba Tesi Zalziyati, makanya aku singkat sebagai dtezal. Menurut ayahku, nama Diba diambil dari nama seorang ratu dari Iran yang bernama Farahdiba, Diba=sutra, sutra=lembut&mahal, jadi seharusnya aku lembut dan mahal, hahahahaha! (kalau bagian yang ini biar orang2 yang menyimpulkan :). Zalziyati diambil dari dari Surat pendek Alzalzalah yaitu Zalziyati. Hahahaha, goncangan namanya, arti sepenuhnya? jangan tanya padaku, akupun tak tahu.

Baiklah sudah cukup dengan nama, apa lah arti sebuah nama, kata orang2 jaman dulu, sekarang perkenalkan saja diriku...

Aku adalah seorang pengkhayal tangguh, alaaah istilah apakah itu? hehehehe
Karena seringnya aku mengkhayal, aku sering membuat cerita benakku sendiri, sampai aku berpikir kalau senadainya aku membuat cerita...
mmmm
tapi susaaaaah banget loh bikin cerita, belum lagi aku teh pemalas dalam menulis :(

Oh ya, kita bercerita lagi aku sarjana Psikologi dari Universitas padjadjaran, waktu baru aku selesai kuliah kampus mengadakan training aku lupa judulnya tapi menguatkan mahasiswa tinggkat akhir untuk menentukan karir mereka, dan aku, pada saat itu berjanji ke segenap teman2 yang pada saat itu ikut trainning bahwa aku menyelesaikan tulisanku dalam 6 bulan hohohohohohoh
dan ternyata? tidak berhasil, tapi janji itu cukup membukakan pintu untuukku menulikan novel2 lainnya.... :)

Novel2 yang sudah aku Buat
1. Matahariku
2. Nefertiti
3. Penguasa Hati
4. Cinderella
5. Kumpulan Cerpen: Dengan menyebut nama Allah



enjoy it! :)